Flek Paru Anak – Sharing

SHARINGFlek
Sumber: Ibu-ibu DI

Tanya

Ibu, maaf kalau sudah pernah dibahas. Anak keduaku 2,5 tahun kok mudah sekali pilek dan batuk ya, sembuhnya lama lagi. Kadang-kadang kalau lagi tidur batuknya bisa sampai muntah dan lendir yang keluar banyak sekali. Dokterya menyarankan untuk di rontgen paru untuk melihat apakah ada flek di parunya. Tanya ya bu, flek paru itu sama dengan TB bukan? Terus kalau tes mantoux itu apa? Apa yang harus aku lakukan jika ternyata anakku positif TB, selain meminum obat dari dokter tentunya. Apakah cukup ke dokter spesialis paru saja ataukan harus ke dokter spesialis paru anak, beserta rekomendasi dokter yang bagus. Terima kasih ya [Dn]

Jawab

Anakku yang pertama pernah divonis flek paru (TB?). Jadilah selama 9 bulan diobati terus, mana puyer kedua-duanya sampe selama 3 bulan. 6 bulan kedepannya yang puyer merah diganti syrop. Setiap 3 bulan direview, alhamdullilah bulan ke-9 dinyatakan bersih, jadinya berhenti deh pengobatannya. Untunglah (?) waktu itu mulai berobatnya ketika umur 3 bulan, secara masih rada-rada tidak terlalu berontak-berontak waktu mengobatinya, relatif lebih mudahlah menurutku dibanding kalau diobati ketika usia 8 bulan keatas. Kata DSAnya bisa terinfeksi lagi secara disekitarnya ada yang mengidap flek paru. Kata DSAnya lagi, anak-anak di Jakarta banyak yang mengidap flek paru karena udaranya sudah tidak bersih lagi [Wln]

Anakku dulu juga mudah sekali kena batuk dan pilek, apalagi dia ada alergi dan asma, sempet di vonis flek juga. aku baca beberapa artikel ttg paru-paru ini, ternyata yang harus kita lakukan adalah memberikan susu segar ke anak kita. semenjak itu aku memberikan susu segar ke anakku. awalnya aku beli susu indomilk yang kardusan dan masa berlakunya hanya 1 minggu, cuma kendalanya aku harus menyimpan di kulkas dan tiap mau memberikan ke anak harus dihangatkan dulu.Lalu aku coba beralih ke susu Bear Brand (kalengan), ternyata lebihpraktis. sampai sekarang anakku jarang sekalii batuk dan pilek, paru-parunya juga sudah bersih. sebulan aku bisa beli susu bear brand sampai 90 kaleng karena seharinya saja anakku bisa minum sampai 4 kaleng. Itu dulu informasinya dari aku, semoga membantu [En]

Flek paru kayaknya sama dengan TB mbak. Dulu anakku yang pertama pernah test ini, alhamdulillah tidak papa. Dsa-nya bilang sekarang memang banyak sekali kasus seperti ini dan bisa disembuhkan, asalkan penyebabnya disembuhkan juga, bisa dari keluarga, asisten, teman atau tetangga yang sering main sama anak kita. Tanda-tandanya anak sering batuk pilek, kalau tidur tengkuknya berkeringat walaupun pakai AC, BB tidak bertambah. Test mantoux itu disuntik lengannya, nanti kulit akan menunjukkan reaksi biasanya seperti bengkak merah gitu. Nah kalau area suntikan itu meninggalkan bekas seperti merah habis digigit nyamuk dan melebar sampai diameter lebih dari 1 cm (cmiiw), itu bisa diindikasikan anak kita TB. Tapi reaksinya itu tidak dalam 1 hari, harus ditunggu sampai dengan 3 hari baru kelihatan bereaksi melebar atau tidak. Kalau tidak salah anakku juga diambil darah,urin, dan rontgen. Rontgennya juga tidak jarak dekat. Waktu itu anakku ditidurkan sambil dipegangi kita biar tidak gerak, eh tahu-tahu petugasnya bilang sudah selesai. Menurut dokter, rontgen ini tidak berbahaya untuk anak, apalagi itu hanya dilakukan sekali saja, kecuali kalau frekuensinya sering sekali mungkin berefek juga. Kalau hasil rontgennya banyak bercak-bercak putih, mungkin itu juga tanda-tandanya flek. O ya kalau mau test mantoux sebaiknya anak dalam kondisi fit (sehat), karena kalau lagi batuk/pilek hasil rontgen-nya bisa berubah. Di Hermina Jatinegara ada dsa dengan subspesialis paru namanya dr. Bambang. Kalau pengobatan secara medis setauku hanya dengan minum obat puyer yang warnanya merah, itu juga bertahap dari 3,6,9 bulan (katanya minimal 6 bulan, tapi selalu ditinjau per 3 bulan untuk update pengobatannya). Diakhir pengobatan juga dirontgen ulang untuk memastikan sudah bersih atau belum. Yang berat memang katanya minum obatnya ya, karena harus kontinyu alias tidak boleh putus. Demikian sekilas info, karena aku dulu sempet kaget waktu disuruh test ini makanya aku nanya-nanya melulu ke dr-nya. Semoga infonya berguna ya bu [IT]

Mbak benar flex itu memang cuma bahasa halusnya. Sebenarnya sama dengan TB paru. Anakku sempat terapi 6 bulan, tapi waktu mau diulang untuk rontgent aku sempat kasihan juga akhirnya kuberhentikan terapi dan setiap hari aku masih kasih vit+madu (madu tidak boleh ketinggalan sampai saat ini 5.5 thn ) alhamdulillah sudah ada setahun dicek sudah negatif jarang pilek malahan [Mmk]

Mbak Dn, Aku termasuk yang punya pengalaman buruk dengan istilah flek ini. Anak pertamaku waktu bayi sempat ‘kena’ terapi TB cuma gara-gara dicurigai ada ‘flek’ karna beratnya susah naik. Bodohnya aku adalah terlalu percaya sama dsanya dan tidak cari second opinion, jadinya anakku deh yang jadi korban. Padahal tes mantouxnya negatif lho. Berarti kan kena infeksi saja belum pernah, bagaimana juga bisa sakit, wong yang positif saja cuma berarti pernah terinfeksi dan belum tentu sakit. Menyesal sekali waktu tahu bahwa sebenarnya anakku tidak kena TB, dan betapa obat yg dikonsumsi tiap hari selama berbulan-bulan itu punya efek samping yang cukup mengerikan. Apalagi setelah tahu bahwa kalau di plot di growth
chart, berat badan anakku itu perfectly fine dan normal. Kalau mau, aku bisa kirim japri info-info lebih jauh tentang TB pada anak ini.

Pokoknya pada intinya:
– sangat sulit mendeteksi TB pada anak
– gejala TB pada anak bukanlah sekedar sering batuk pilek.
– screening test paling akurat adalah tes mantoux, kan hasilnya dianggap positif kalau indurasi (benjolannya, BUKAN kemerahannya) lebih dari 10 mm. Kalau tes mantoux negatif, berarti ya belum pernah terinfeksi TB. Jadi, kalau si penyakitnya saja belum pernah masuk ke dalam tubuh, ya tidak mungkin si anak sakit TB. Memang bisa negatif palsu, tapi hanya pada anak-anak yang kondisi tubuhnya sangat buruk, misal sedang mengalami penyakit berat atau kurang gizi seperti anak-anak etiopia. Kalau anak-anak kita normal-normal saja, sangat kecil kemungkinan untuk negatif palsu ini.
– kalopun tes mantoux positif, itu baru berarti pernah terinfeksi, untuk indonesia yang masih merupakan negara endemis, ini sangat mungkin terjadi. Tapi, kalau daya tahan tubuh bagus, dan bisa mengalahkan infeksinya, ya statusnya tetap cuma terinfeksi. Kalau daya tahan tubuh kalah, baru si anak menjadi sakit TB
– jika tes mantoux positif, ada serangkaian tes lainnya, termasuk rontgen. Rontgen untuk anak-anak yang bertujuan mendeteksi TB agak berbeda dengan roentgen biasa, karena harus dari samping. jangan terkecoh kalau di hasil roentgen ditulis ada infiltrat (ini yang tertulis di hasil rontgen anakku, yang dijadikan dasar di dsa waktu itu buat kasih obat-obatan TB walaupun mantouxnya negatif). Infiltrat ini akan kelihatan juga kalau orangnya lagi atau habis flu atau habis lari-lari, dan tidak berarti sakit TB. Maaf kalau jadi kepanjangan, soalnya aku tidak mau ada anak lain yang jadi korban obat-obatan TB cuma karena dugaan semata, jadi, cari info sebanyak-banyaknya, kalau disuruh minum obat TB, cari dulu second atau third opinion [Rn]

Mbak Dn, senasib dengan mbak Rn, anakku dulu juga sudah divonis TB sudah sempat di kasih macam-macam obat (kalau dihitung >10 macam  puyer)awalnya karena BB-nya yang tidak naik-naik maksudnya konsul ke ahli pencernaan, supaya Dea nafsu makan eh malah suruh tes mantoux, rontgen kalau ingat sedih sekali, masih 7 bulan sudah tes macam-macam hasilnya sudah divonis TB obatnya selain antibiotik, ada macam-macam enzim lah, coustrum, susunya disuruh ganti pepti, buburnya preda, dan lain sebagainya untung saat itu aku share ke DI dan milis sehat aku cari second opinion ke dr Bambang Supriatno di Hermina Jatinegara, menurut beliau persis seperti yang ada di web IDAI yang dikirim mbak Ss & yang juga di tulis mbak Rn untuk mendiagnosa seorang anak TB atau tidak hanya rontgen, dan mantoux, tapi juga tes darah kebetulan untuk kasus anakku, BB-nya tidak naik, karena asupannya yang kurang, input < output akhirnya aku stop & buang semua obat-obatannya, walaupun sempat beberapa kali diberikan..hiks. Mudah-mudahan tidak ada lagi anak yang salah vonis seperti anakku. Jadi saranku, cari second opinion, kalau perlu third opinion supaya tidak terlanjur memberikan obat yang diminum dalam jangka panjang. Mudah-mudahan sharingku berguna ya [Ly]

Mengenai Flek Paru itu hanya istilah saja katanya sih bahasa keren dari TBC, tapi di dunia kedokteran sendiri tidak ada tuh yang namanya penyakit Flek Paru, jadi mbak Dian harus tanya ke dokternya maksud flek paru itu apa, tegasi saja TBC atau bukan, rontgen itu hanya penunjang saja mbak untuk akuratnya harus test dahak segala dan tes laju endap darah dan lain-lain, tidak mudah memvonis anak kena TBC atau tidak banyak sekali test yang harus dilakukan. Nah kalau menurut aku, anak mbak bukan TBC melainkan hanya alergi saja,bagaimana dengan BB nya? Coba deh mbak bersihkan kamar si kecil, AC nya jangan terlalu dingin, singkirkan buku-buku dan boneka-boneka dikamar jadi hanya ada tempat tidur tok, kalau batuk sampai muntah lendir yang banyak itu bagus, dari pada lendirnya tidak keluar kan anak jadi malah tidak nyaman, batuk itumemang mekanisme tubuh untuk mengeluarkan lendir yang mengganggu jalan nafas. Saran aku lebih baik mbak cari second opinion ke dokter lain, kalau pun memang positif TBC berarti pasti ada orang dewasa disekitar dia (yang berinterkasi 8 jam sehari selama 6 bulan) yang kena TBC juga. Berikut ada ciri-ciri TBC pada anak yang saya ambil dari milis SEHAT mbak :

1.Mempunyai sejarah kontak erat dengan penderita TBC dengan hasil pemeriksaan dahak BTA yang positif ( biasanya orang dewasa ) —- yang namanya kontak erat itu, tinggal serumah dengan penderita atau walaupun tidak serumah tapi sering sekali berdekatan dengan anak
2.Tes mantoux anak positif ( ada pembengkakan di tempat yang diuji dengan mantoux > 10mm ) — ini kalau status gizi anaknya normal. kalau anak kurang gizi, biasanya dipakai patokan > 5mm
3.Gambaran rontgen paru yang mendukung TBC paru
4.Adanya reaksi kemerahan yang cepat ( dibawah 1 minggu ) setelah imunisasi BCG
5.Batuk-batuk lebih dari 3 minggu
6.Sakit dan demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas — yang maksudnya tidak jelas ini adalah tidak jelas sakitnya. jadi kalau anak demam tapi ada tanda-tanda influenza atau common cold berulang ya tidak masuk kriteria ini
7.Berat badan turun tanpa sebab jelas atau tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik

8.Gejala-gejala klinis yang spesifik TBC diluar TBC paru, kaya di tulang ataupun otak [In]

Mbak, aku japri soalnya tidak bisa kirim ke DI. Coba buka web ini http://www.sehatgroup.web.id/, banyak sekali tentang flek paru yang dibahas disana, dan tidak mudah memvonis anak kena TB (tidak ada istilah flek paru mbak), kalau mbak tidak bisa browse nanti aku coba bantu. Kemungkinan besar anaknya alergi mbak, semua pencetusnya harus dihindarkan,kalau batuk dia muntah malah bagus, lendirnya bisa  keluar, atau coba terapi uap, didihkan air panas, kalau bisa pakai teko yang listrik itu lho, teteskan minyak kayu Putih, taruh di kamar pada saat anak tidur, insya allah lendirnya banyak berkurang. Tidak perlu antibiotik ya mbak cukup air putih hangat dan makan yang banyak, ditambah jus/buah. semoga anaknya cepet sembuh [Ynn]

Ada beberapa hal yang barangkali saya bisa urun rembug

1. Istilah “flek” paru terus terang, saya bingung dengan terminologi ini. kalau kita buka buku panduan diagnosis, tidak ada label atau diagnosis “flek” itu kan bahasa belanda yang artinya bercak, tetapi coba tanya ahli paru anak, mereka akan bilang – semua orang bisa ada “flek”, saya misalnya, sedang alergi batuk-batuk di foto ada “flek” – bukan berarti saya mesti makan obat 6 bulan. jadi, tolong ubah mind set perihal “flek” dan kalau anak kalian didiagnosis flek, second opinion ke dokter paru anak atau ke DSA lain. Kalau perlu “kejar” DSAnya apa yang dimaksud dengan flek – TBC??? Singkatnya, harus tegas, TBC atau bukan

2. Diagnosis TBC pada anak tidak mudah, banyak sekali faktor dan data yang perlu digali. Apakah ada penderita TBC dalam lontak erat dengan si anak? (TBC dengan batuk darah) Apakah ada penurunan berat badan? Apakah ada demam low grade berkepanjangan? Bagaimana asupan gizinya, bagaimana pencernaannya (ada diare kronis atau tidak, bukan ada gangguan lemak pada pemeriksaan tinja). Bagaimana kondisi fisik anak, lincah atau tampak seperti anak sakit? Pembesaran kelenjar getah bening di belakang leher bukan monopoli TBC Bagaimana gambaran berat badannya, datar atau menurun atau sedikit meningkat grafiknyaTes mantoux juga bukan satu-satunya indikasi TBC, perlu dikombinasi dengan foto dada tetapi dari samping, dan yang dilihat adalah ada tidaknya pembesaran kelenjar di daerah yang namanya mediastinum (belakang jantung), kalau deskripsi foto hanya infiltrat – ignore saja, itu kan semua yang lagi batuk pilek pasti positif. Periksa juga darah nya nah itu semua, bawa  ke 2 dokter yang satu sebaiknya ahli paru anak

3. SOP untuk penambahan berat badan yang buruk adalah singkirkan kemungkinan infeksi saluran kemih (ISK) urin rutin dan urin kultur harus diperiksa Periksa hormon tiroid (TSH dan FT4) Konsultasi dengan ahli gizi anak

4. Tidak ada nafsu makan? mungkin makanannya membosankan. Coba juga beri makanan yang berkalori tinggi misalnya fruti milk shake (buah, yoghurt, susu, es krim), buat puding dengan susu dan telur pakai fla. Labu kuning di kukus beri keju parut dan susu. Buat cream soup (sup ikan campur susu dan telur kocok, sup jagung, sup kacang merah, sup kacang hijau dengan susu dan telur dan keju)

Tes mantoux 10 mm untuk anak usia 16 bulan tidak bisa dikategorikan positif kedua, yang diukur penebalannya bukan merahnya, merahnya bisa saja karena alergi terhadap pengawet mantoux nya Ketiga, kontak
1. Dr Budiman di MMC setiap sabtu (daerah Kuningan), atau
2. Dr Bambang Supriyatno di Hermina jatinegara, sepertinya di rumahnya juga praktek tetapi saya tidak tahu dimana di jakarta selatan atau
3. Dr Darmawan di Hermina Bekasi (dari dr wati) [Ss]

2006-03-14 09:26:02

Sumber:  http://www.dunia-ibu.org/sharing/index.php?id=669

Training Need Analysis

Training Need Analysis (TNA) dalam perusahaan ada 2 bagian ( menurut ”Approceh to Training & Development”, Dugan Laird) + 1 tambahan TNA menurut saya :

1)       TNA Macro, yaitu TNA yang dilakukan terhadap Position (TNA against Position) umumnya akan menjadi Training Matrix

2)       TNA Micro, yaitu TNA yang dilakukan terhadap Person (TNA against Job Holder) umumnya disebut juga Individual Development Plan.

3)       Ada lagi TNA yang dilakukan untuk menentukan Training Schedule, produknya adalah Training Calendar Tahunan.

 

1) Untuk TNA Macro yang banyak digunakan yaitu Competency Based Training (CBT) :

Source : Data yang diperlukan adalah Job Description, Job Specification & KPI.

Steps   : Dari data tersebut dapat dilakukan TNA untuk mendukung seseorang dalam mencapai KPI yang mereka (dianalisa oleh HR/Training)

 

2) untuk TNA Micro yang banyak digunakan adalah pendekatan Talent Based  

Source : Data Individual Assessment, Performance Appraisal, Coaching & Counseling

Steps   : Data diatas disesuaikan dengan Training Matrix (dianalisa oleh HR/Training & Atasan langsung)

 

3) TNA untuk pembuatan Training Calendar perusahaan.

Tidak semua Training Program yg terdapat dalam Training Matrix ataupun IDP dapat dijalankan seluruhnya. HR/Training Dept perlu membuat jadwal yang efisien untuk program training setahun kedepan. Pertimbangan : Cost & Time

Source : Company Vision, Business Plan, Data EOS

Steps   : dianalisa oleh HR/Training Training program mana yang menjadi Fokus pengembangan karyawan di tahun depan.  

 

Semoga bermanfaat,

Sumber: Rudy ( trainersclub milist)