Jurus Jitu Jinakkan Stress

STRES, salah satu jenis gangguan jiwa ringan yang bisa dialami oleh siapa
saja. Dari anak-anak, remaja, orang tua sampai lansia bisa mengalami stres
dengan kadar gangguan yang berbeda-beda. Faktor penyebabnya pun bisa beragam
pula.

Seorang remaja bisa stres karena kesulitan belajar atau karena putus cinta.
Orang tua bisa stres karena memikirkan tingkah polah anak-anaknya yang susah
diatur dan suka memberontak. Bahkan, seseorang bisa stres berat hanya karena
hewan peliharaan kesayangannya mati. Masih banyak lagi faktor pemicu stres
(stressor) dengan tingkat yang berbeda-beda pula pada setiap orang. Dari
stressor ringan sampai stressor berat. Berat ringannya stressor relatif pada
setiap orang. Suatu stressor bisa dianggap ringan oleh si A, tapi sebaliknya
bisa dianggap berat oleh si B.

Tapi, tidak soal apa pun dan bagaimana pun faktor penyebabnya, yang penting
adalah bagaimana cara mengatasinya, agar stres tidak berlarut-larut sampai
menjadi gangguan jiwa kronis. Jika anda merasa stres atau gangguan jiwa
ringan, jangan panik! Tenangkan perasaan dan kendalikan pikiran, berusahalah
untuk rileks.

Berikut akan saya jelaskan dua “jurus jitu” untuk mengendalikan dan
mengatasi gejolak perasaan dan pikiran ketika stres datang menggoda.
Sebelumnya saya ingatkan, walaupun saya sebut “jurus jitu”, apa yang akan
saya jelaskan ini bukan “mantra ajaib” yang bisa mengatasi gangguan mental
setiap orang dengan seketika. Jurus ini saya olah dari pengalaman saya
sendiri dan pengalaman orang lain ketika mengalami tekanan jiwa. Jurus ini
belum tentu cocok untuk semua orang, karena gangguan mental sifatnya sangat
spesifik, baik penyebab, gejala maupun cara penanggulangannya, tergantung
karakter si penderitannya. Namun, tak ada salahnya jika jurus ini dicoba.
Mari kita mulai membahas sekaligus mempraktekkan jurusnya.

Jurus Pertama: SIMPAN BEBAN ANDA. Steven R. Covey, mengumpamakan beban
pikiran atau tekanan mental seperti gelas berisi air. Segelas air dengan
takaran yang sama, beratnya relatif, bisa berbeda-beda tergantung seberapa
lama kita memegangnya. Jika anda merasakan ada beban pikiran yang membuat
anda stres, jangan biarkan beban itu menekan anda terus-menerus, karena
semakin lama beban itu akan terasa semakin berat. Tunda beban itu, paling
tidak untuk sementara! Jika siang hari anda merasa stres karena beban
pekerjaan yang menumpuk atau masalah lain yang menekan pikiran anda, malam
hari selepas kerja, simpan semua beban pikiran itu! Coba anda katakan pada
diri sendiri, “Malam ini saya ingin tenang dan menikmati kebersamaan dengan
keluarga. Saya tak akan memikirkan masalah apa pun sampai besok pagi.” Jika
anda bisa melepaskan beban pikiran, paling tidak untuk sementara, anda akan
merasa tenang dan rileks.

Tak masalah jika besok pagi anda akan mengambil dan memikul beban itu
kembali. Besok adalah misteri. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi
besok. Bukan tidak mungkin besok hari anda akan menemukan jalan keluar dari
masalah yang sedang anda hadapi. Tapi, apa pun yang mungkin akan terjadi
besok, berusahalah untuk selalu berpikir positif. Sikapi setiap kejadian
(baik atau buruk) dengan hati yang lapang dan pikiran yang jernih.

Jurus Kedua: PUPUK HARAPAN. Dalam situasi sesulit dan seberat apa pun, saat
segalanya tampak buruk, saat keputusasaan mendera, bahkan disaat yang paling
kritis sekalipun, selalu ada yang tersisa, sekecil apa pun, itulah HARAPAN.
Mungkin anda pernah mengalami saat-saat ketika hanya harapan yang tersisa.
Kita juga sering mendengar ungkapan seperti ini, “Walaupun sangat kecil,
tapi masih ada harapan.” Harapan adalah dasar dari sikap positif, akar dari
optimisme. Harapan bisa menepis keputusasaan sekaligus menumbuhkan gairah
dan semangat.

Ketika anda menghadapi suatu masalah yang membuat anda stres, cobalah untuk
mencari solusi. Solusi akan melahirkan harapan; keadaan akan berubah,
keadaan akan membaik dan masalah akan bisa diatasi. Pupuklah harapan-harapan
anda. Yang saya maksud adalah harapan yang realistis. Boleh juga khayalan
atau angan-angan tapi tetap yang realistis. Sebagai gambaran dan
perbandingan, berikut akan saya ceritakan sebuah contoh, kisah tentang
bagaimana harapan bisa membantu anda mengatasi dan menyelesaikan masalah.

Seorang pemuda yang sehari sebelumnya baru saja kecurian sepeda motor
kesayangannya, tidak tampak terlalu kecewa, murung atau sedih (bukan tidak
sama sekali, karena ini sesuatu yang sangat manusiawi), sebaliknya ia tampak
tenang dan rileks. Padahal dia membeli sepeda motor itu dengan uang
tabungannya sendiri yang ia kumpulkan selama beberapa tahun. Apa gerangan di
balik sikap rileksnya? Mari kita selidiki penyebab dan alasannya.

Seminggu sebelum peristiwa pencurian, ia mengisi sebuah angket berhadiah di
tabloid otomotif langganannya. Hadiah utama angket tersebut adalah sebuah
sepeda motor. Saat si pemuda kehilangan sepeda motornya, awalnya memang ia
merasa kecewa, sedih, bingung dan marah. Reaksi wajar yang akan dirasakan
siapa pun yang mengalami peristiwa serupa. Namun, semua itu tidak
berlangsung lama, ia bisa mengendalikan pikiran dan perasaannya. Ia bisa
berpikir jernih dan positif. “Mungkin semua ini cobaan dari Tuhan. Tuhan
mungkin punya rencana lain yang tidak saya fahami. Saya yakin Tuhan maha
adil. Bukan tak mungkin dengan hilangnya motor itu, saya akan mendapatkan
gantinya, motor yang lebih bagus,” begitu pikiran positifnya.

Ia ingat tentang angket berhadiah sepeda motor yang diikutinya. Ia berharap
(setengah berkhayal), siapa tahu dengan hilangnya sepeda motor miliknya, ia
akan mendapat gantinya dengan memenangkan hadiah utama, sebuah sepeda motor.
Itulah harapannya. Harapan yang cukup realistis dan tidak terlalu muluk.
Itulah rahasianya, mengapa ia bisa tetap tenang dan rileks. Dia punya
HARAPAN dan terus memupuk harapannya.

Tapi bukan berarti ia hanya duduk berpangku tangan dan menunggu nasib baik
atau keajaiban datang. Dengan pikiran jernih dan tenang, ia bisa mencari
solusi mengatur strategi dan menentukan langkah terbaik yang akan
dilakukannya untuk mencari dan melacak sang pencuri sekaligus melacak
keberadaan sepeda motornya. Dibantu oleh keluarga, sahabat dan kerabatnya,
ia berusaha sekeras yang ia bisa untuk melacak sang pencuri dan sepeda
motornya. Tak lupa ia pun berdo’a memohon pertolongan dari Yang Maha Kuasa.
Usaha kerasnya membuahkan hasil, dua hari kemudian sudah ada titik terang,
siapa si pencuri dan perkiraan keberadaan sepeda motornya. Tengah malam,
tepat tiga hari setelah peristiwa pencurian, sepeda motor kesayangannya
berhasil ditemukan dan dibawa pulang, walaupun sang penmcuri berhasil
melarikan diri.

Anda bisa membayangkan betapa bahagiaanya dia? Walaupun motor itu sudah tak
utuh lagi karena di*pereteli* dan warnanya sudah berubah, namun semua itu
tak mengurangi kebahagiaanya.

Lalu bagaimana tentang harapan si pemuda, tentang hadiah sepeda motor dari
angket yang diikutinya? Beberapa minggu kemudian, dia menerima kiriman via
pos dari redaksi tabloid otomotif langganannya, selembar poster. Ya,
selembar “poster” moge (motor gede) favoritnya lengkap dengan bikernya yang
tampak gagah. Itulah hadiah angket yang berhasil dimenangkannya. “Jadi jika
motor saya tidak berhasil ditemukan, sebagai gantinya saya mendapatkan
sebuah poster sepeda motor yang keren, weleeeeh….” begitu gumamnya, sambil
tersenyum.

Tapi, apa pun hadiah yang ia peroleh, harapan akan hadiah itu telah
membuatnya bisa berpikir dan bertindak positif, tidak terpuruk dalam
kekecewaan dan keputusasaan

Life for Success

Regards,

HENDRY RISJAWAN

Mind Motivator & Trainer